4.1.11

How I met you.

"Bunda ketemu ayah dimana? gimana ceritanya?"

Pertanyaan tersebut pernah keluar dari mulut gue. Dan gue langsung ngebayangin, lucu ya, bagaimana bisa, dua makhluk berbeda ini, dengan latar belakang yang berbeda, tempat tinggal yang terpisah jauh, tidak pernah kenal sebelumnya, akhirnya bisa bertemu. Dipersatukan oleh alam semesta.

Hari itu, gue bertemu satu orang yang belum pernah gue kenal sebelumnya. Benar-benar asing. Gue tidak tahu siapa namanya, dia siapa, dan seperti apa. satu-satunya yang gue tahu, dia pasti anak kelas 12.

Pagi itu, gue langsung men-judge dia dengan kurang baik.

Namun hari itu juga, gue akhirnya tau namanya, dan siapa dia, setelah dia memperkenalkan diri di depan kelas.

Gue cengo. "Oh, ketua paskibra. Gila." Gue bengong karena perkenalan dia paling simple banget dibanding dengan yang lainnya.

Siang itu, setelah selesai jam makan siang, dia datang ke kelas gue dengan tampang-ketua paskibra-yang-sangat-galak. Dia menunjuk beberapa orang. Entah apa tujuannya. Mungkin dia mau makan orang-orang yang ditunjuk itu? Belom makan siang kali. Kasihan sekali, pikir gue.

Setelah menunjuk beberapa orang, perlu kalian ketahui, rupanya dia belum puas teman-teman!! Dia enggak tau apa, anak-anak tampangnya udah pada horor. Takut ditunjuk sama dia. Takut dimakan aja. Ketua Paskibra gitu loh, dia hampar bendera merah-putih dilapangan, lalu satu-persatu dari kita digulung di bendera, voila!! jadilah lemper merah-putih! tinggal lepp!! *Korban iklan*

Tidak lama kemudian, dia akhirnya menunjuk satu orang korban lagi. Gue mikir, kasihan banget tuh yang ditunjuk itu. 

"Kamu!"
Gue diem. Gak merasa.
"Kamu!"
Rasa-rasanya ke gue deh.
"Hah, saya?"
Kaget banget gila.
"IYA, KAMU!!"
"Kamu berdiri!"
Lalu gue-pun berdiri dengan tampang bloon dan hati yang cenat-cenut-_-

Semua yang dia tunjuk udah berdiri dari tempat duduk masing-masing dengan tampang gak enak. Sesaat kemudian, dia bilang dengan lantang, tegas, gak ragu-ragu,

"YANG SAYA TUNJUK TADI KELUAR DARI KELAS!!"


*JEGER JEGER!! Gue mau nangis.*


Lalu, kita disuruh berdiri dilapangan. Iya, dijemur gitu aja. Lalu dia melengos gitu aja setalah barisin kita dilapangan.

Gue mau nangis. serius. gue takut banget. Gue mikir, kira-kira mau diapain ya. Perasaan juga tadi gue gak berbuat salah apa-apa dikelas. Gue gak pecicilan. Gue gak ngobrol. Kenapa nih orang ya nunjuk-nunjuk gue? AAAHHH SAYA DOSA APA YA TUHAAAANNN?!?!?!

Setelah agak lama, dia kembali ke lapangan. Mengumpulkan semua mangsa yang berhasil dia dapat dari kelas-kelas lain. Dan akhirnya dia cuma bilang,

"Nanti sore, pulang sekolah, yang saya kumpulin disini,  KUMPUL LAGI dilapangan!"

Alhamdulillah, kita gak jadi buat makan siang dia. gak jadi lemper merah-putih :')

Sorenya, kita para korban malang ini, kumpul lagi di lapangan. Dia udah di lapangan dengan tampang nyeremin. Rupanya, para korban malang ini buat jadi petugas upacara selama MOP 3 hari. Lalu dia ngebentuk pasukan pengibar bendera. Setelah selesai, tanpa ragu-ragu, dia lagi-lagi nunjuk gue, dan bilang,

"Dia aja yang bawa baki."

Di sore itu, kita semua, para korban yang merasa senasib, latihan untuk upacara besok.

Setelah buka formasi dengan indahnya, dan gue (latihan) menyerahkan bendera kepada 3 pengibar utama, gue balik ke posisi gue. dan dia, melatih 3 pengibar itu untuk ngebentangin bendera. Karena posisi gue, tepat (yah gak tepat juga sih, agak ke kanan dikit) di depan dia, gue akhirnya jadi merhatiin dia. terus-terusan ngeliatin dia (karena katanya harus fokus hehe). Lalu, ada yang aneh. Berdesir. Apa, ya?

Pada pagi dan sore-sore selanjutnya, selama MOP, gue latihan terus. dengan dia sebagai orang yang melatih kita. Gue sempet dihukum, sempet diketawain sama dia. Well, dan akhirnya, secara gak sadar gue bisa meluruskan pandangan terhadap dia. Dia cukup baik. Dan gue seperti jatuh hati kepada dia. 

Di hari ke-3 MOP, pada akhir hari itu, dimana MOP berakhir, giliran gue yang memilih dia. Untuk apa? Jadi, di hari penutupan ini, setiap anak HARUS ngasih surat cinta + bunga mawar ke salah satu panitia inti. dan, iya gue ngasih ke dia.

Pas giliran gue yang ngasih, entah kenapa dia cuma lagi duduk sendirian. megang bunga bawar dan surat-surat cinta di kantongnya sambil mainin HP. Udah ada beberapa anak yang ngasih ke dia. gue bingung. Akhirnya dengan otak yang setengah gila ini, gue ngasih ke dia. bodo amat, dalem hati. dan enggak tau kenapa ya, pas gue lagi ngasih itu tiba-tiba aja rame. Sialan banget-___- gue sebagai anak baru lulus SMP cuma bisa memajang tampang bloon. Setelah agak reda, dia senyum (setengah ketawa) nanya ke gue,

"Ohya, nama kamu siapa?" ---> sumpah ini dia nanya nama gue udah ke-4 kalinya dari mulai pas latihan itu!
"Rani"

Dia senyum. Lalu, gue pergi meninggalkan dia yang masih dikerubutin teman-temannya.

setelah resmi jadi anak SMA, akhirnya gue bergabung di Paskibra. Dan dia sebagai ketuanya. Gak tau apa yang lalu membuat kami seperti punya perasaan yang sama tau apalah. Aneh rasanya. Gue sering memperhatikan dia. Bahkan membicarakan dia. Mungkin dia gak sadar. Atau mungkin sadar?

Kadang gue juga suka ngerasa 'aneh' dengan dia. Something goes wrong.

Sampai akhirnya, dia mulai sering meng-sms gue. dari mulai sms yang 'masuk akal' sampe yang isinya cuma manggil nama gue doang. kadang gue merasa aneh. Kadang gue bertanya-tanya. Kadang gue curiga. Seringnya sih laper *iya, gue tau emang gak nyambung*

Bahkan, saat gue bikin acara kecil-kecilan pada ulang tahun gue kemarin (cuma anak-anak Paskibra aja), lagi-lagi karena dia sebagai ketua, ditunjuk deh buat jadi pembaca doa.

"Semoga rani tambah pinter, blahbalahababalalahahabaaa...."
"Eh, jomblo kan ran?"

Rani si jomblo dengan tampang bloon berkata, "Eh? He eh iya bang iya iya!"

"Iya, semoga cepet dapet jodoh deh, Ran hahahahaha"
*Semua juga jadi ketawa*

Dan di suatu malam,  finally he said those words. Dia menjawab doa yang dia berikan sendiri kepada gue.

Sweet, huh?! :)

Bagaimana kami secara kecelakaan bertemu, dan akhirnya bisa benar-benar jatuh cinta. Kadang gue merasa seperti kena karma, karena waktu itu sempat men-judge dia dengan kurang baik. Namun di lain sisi, gue merasa ini adalah takdir yang lucu, penuh teka-teki dan kejutan, aneh, dan manis. Padahal, gue udah sering dihukum sama dia, dibentak-bentak, bahkan ditampar.

Dan setelah melewati ratusan malam, dan 'cobaan betapa tidak enaknya punya hubungan junior-senior' seperti ini, kami sadar, bahwa kami benar-benar telah jatuh hati. dan kami, seharusnya berterimakasih kepada alam semesta yang telah merencanakan pertemuan kami secara diam-diam.  

1.1.11

quote

Before you talk, listen. before you're act, think. before you criticize, wait. before you quit, try.