2.7.16

Moving On

Find another site and side of me here.

18.2.15

Love is strange

Di saat kata orang Februari adalah bulan penuh cinta, gue justru lagi merasa tertekan dan mulai berujung pada stress karena over-thinking. NGGAK, bukan karena cinta. You know, that kind of love... A lovey-dovey thing. Nope. There's so much to thinking about, and love isn't one of them.

Kata orang, kadang masalah itu tercipta karena kita yang over-thinking. Iya, ya? Mungkin iya. Mungkin gue yang terlalu memikirkan semuanya. Gue adalah tipe orang yang akan memikirkan semuanya sepanjang hari--apalagi ketika mau tidur. Semua pikiran numpuk, sampai akhirnya nggak bisa tidur padahal sudah jam 3 pagi.

Jadwal & timeline kegiatan gue sudah mulai super padat di Februari ini, dan kemungkinan akan berlanjut setidaknya sampai bulan Mei. Gue yakin pasti akan capek, tapi katanya kalau jalan lo mulus-mulus aja, nggak akan ngebawa lo kemana-mana kan? Dengan jalan yang penuh rintangan ini, gue harap bisa membawa gue ke suatu tempat. Bukan secara harafiah.

Di waktu-waktu seperti ini, emang rasanya menyenangkan sih kalau ada orang yang bisa menjadi sumber penyemangat. Bisa jadi pelarian ketika lo capek, ngedengerin cerita-cerita absurd lo yang nggak penting, atau cuma sekadar diam di sebelahnya--tanpa harus berkata apa-apa--but you feel loved. Gue nggak munafik, bahwa gue tetap memikirkan itu juga, dan kadang gue kangen dengan hal-hal seperti itu. Cinta adalah kebutuhan dasar manusia, nggak usah mengelak. Kalau kata Leonardo da Vinci, life without love, is no life at all. Segitu pentingnya cinta bagi da Vinci dalam kehidupan manusia.

Once in a while, in the middle of ordinary life, love gives us a fairy tale.
Seru rasanya membayangkan di tengah kehidupan lo yang padat--atau yang biasa-biasa aja, cinta bisa datang tiba-tiba dan ngasih lo kesempatan untuk hidup dalam dunia dongeng. Gue kadang lucu ngebayangin how tough a woman or a man is, tetapi ketika keduanya saling mencintai dan bertemu, mereka seperti dua orang paling lemah. Love is strange and mysterious.

Bunda selalu bilang bahwa gue terlalu cuek. Gue terlihat terlalu tough untuk seorang perempuan. Really? Apakah itu juga yang dilihat orang-orang?
Meskipun gue nggak pernah merasa se-tough itu, tapi entah kenapa gue nggak merasa takut dengan predikat tersebut. I mean, gue malah bangga dibilang perempuan tough yang bisa melakukan semuanya sendiri. Why do I need to depend everything on a man?

No, gue nggak bilang gue tidak butuh laki-laki. But I think the right people will come in the right time. There's nothing to worry about, and that's whyyyy I hate so much label-label 'jomblo ngenes' atau apapun yang mengesankan bahwa jadi jomblo begitu menderita. Like, seriously?! Segitu rendahnya kah definisi bahagia di kalangan anak muda sekarang? Begitu bodohnya kah, sampai-sampai yang dipikirkan hanya masalah cinta?

Mungkin gue terlihat cuek untuk urusan semacam ini, tapi dicuekin bagi gue nggak asik sih. Se-tough dan se-strong apapun kelihatannya, orang bisa menjadi sooo weak ketika menyangkut soal perasaan. Kemarin, gue sempat lihat sebuah kutipan lucu yang bunyinya, 'jangan baper. Orang dia cuma iseng.'

Bagi gue sebuah kalimat yang lucu dan miris sih, karena membayangkan orang-orang yang perasaannya hanya dijadikan sebuah objek keisengan dan dibercandain. Teman dekat gue mengalaminya, dan gue tahu itu pasti menyakitkan sekali. Ketika lo sudah bersusah payah membuka diri, membuka hati, tapi nyatanya orang tersebut pergi begitu aja seolah nothing ever happened. Lo mulai bertanya-tanya apa dan siapa yang salah.

Cinta memang serumit dan segila itu. Tapi katanya, untuk jatuh cinta caranya begitu sederhana. Love is so complicated yet so simple. Love is stupid, terrifying, strange, and beautiful at the same time. And above of all, love is all you need.

Untuk kamu, pejuang cinta. Apapun cinta yang sedang kamu perjuangkan, perjuangkanlah dengan sepenuh hati.
Tak ada cinta yang tak pantas untuk diperjuangkan. 
Tidak ada penyesalan yang lebih dalam daripada sebuah perasaan yang tidak terungkapkan. 

21.12.14

Rambling

What do you want to do later in the future?

How do you see yourself 5-10 years from now?

Where will you be after this?

What life means to you?

Who are you?

It's kinda frustrating memikirkan semua pertanyaan-pertanyaan di atas. Membuat saya merasa insecure dan takut di saat yang bersamaan. Kalau mau tahu apa saja yang ngebuat saya nggak bisa tidur sampai pukul 2 pagi, lihat semua pertanyaan di atas.

I'm 19 now, and I feel like I've never done anything in my life. Bahkan saya belum mendapat jawaban untuk pertanyaan: mau jadi apa, mau ngapain, nanti mau kemana, what life means to me, and the most of all is who am I?

Who am I? Siapa saya?
Sebutkan nama, tempat tanggal lahir, usia, sekarang sedang menempuh pendidikan apa. Just it. Saya nggak pernah bisa menjelaskan lebih dari itu. I feel lost.
Jika pertanyaannya dibalik kepada kamu, bisakah kamu jelaskan kepada saya, who are you?

Breathe in, breathe out.

It's hard, sad, and kinda ironic to say this. I still don't know who will I become, what I want to do later in life, what I want to do to live this life to the fullest. I still don't get what life really mean.
Salahkah saya memilih jalan? Apakah saya salah tidak mengambil kesempatan ketika ia datang? Saya terus mengutuk-ngutuk diri sepanjang tahun. Mempertanyakan semua hal yang seharusnya bisa saja terjadi jika saya mau. Mempertanyakan apa jadinya jika waktu itu, saya mengambil kesempatan tersebut.

I'm lost.
My mind keep telling me that I belong somewhere else. It's whispering to me how life would be if I'm not here.
It hurts to stay somewhere you don't belong. It really hurts to always hear such a painful words within your heart.

I'm really lost.
It's almost 2015, and I still can't find the right path to my home.

28.9.14

Politics

It's easier for me to start writing a post on my blog rather than writing an essay for my assignment. But I guess it's a part of nature's law hehe. Everything seems more interesting when you have to study (:p).

So, here I am... duduk terpekur di depan layar laptop membaca dari satu situs berita ke situs lainnya-- mencoba memahami situasi politik Indonesia yang saat ini sedang memanas dan menjadi topik hangat di masyarakat. Yes, politics. Gue sendiri merasa sedikit aneh, ketika entah mengapa menjadi begitu tertarik dan merasa haus akan informasi mengenai situasi dan masalah politik yang terjadi saat ini. I've never put attention on political issues before.

Tadinya gue hanya anak belasan tahun yang cuma tau isu politik dengan membaca headline news koran pagi, berita detilnya nggak gue baca lengkap--yes, you can call me a quick scanner. Atau cuma sekedar duduk di depan TV, ngikutin berita-berita politik sekilas then turn the TV off. Gue nggak pernah merasa penting untuk tau hal-hal berbau politik. Nggak pernah merasa perlu untuk tau lebih dalam mengenai isu-isu politik, karena gue merasa  bukan bagian dari politik.

Sampai akhirnya datanglah masa-masa Pemilu Legislatif pada 9 April 2014, disusul Pilpres pada 9 Juli 2014. Euforianya hingga kisruh-kisruhya justru menambah semarak--yang katanya--pesta demokrasi. Gue beruntung, pada saat yang bersamaan, gue juga baru aja menyandang status sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi. Otomatis isu-isu di atas adalah bagian dari kajian ilmu gue, dan gue merasa sadar bahwa gue harus put A LOT of attention kepada hal-hal tersebut.

Terutama setelah Pileg, dan menjelang Pilpres 2014, semua orang tiba-tiba--keliatannya--jadi begitu mengerti politik. Rasanya nggak ada orang yang nggak paham soal politik. Tiba-tiba aja semua orang (sok) jadi pengamat politik, dengan komentar sana-sini. Menuangkan opininya dengan semangat menggebu-gebu di berbagai medsos, jadi pendukung fanatik salah satu kandidat, menjelek-jelekkan pendukung pihak lawan, merasa pendapatnya paling benar, sampai menyebarkan black campaign--bahkan, ironisnya kemakan black campaign juga. Pokoknya saat itu, setiap orang merasa gue adalah pendukung si A, dan si A adalah yang paling benar! Lo-lo semua salah, dan lo-lo semua nggak ngerti apa-apa.

Tapi isi debatnya gak berkualitas sama sekali. Cuma sekedar copy-paste dari apa yang dibaca di internet atau copas opini-opini orang lain. Typical Indonesian people, eh? Tiba-tiba juga banyak muncul 'seleb tweet cerdas berpolitik' yang sebenernya... ergh. Idk. Gue kadang mempertanyakan, apakah mereka bener-bener tau apa yang sesungguhnya sedang berlangsung? Kok keliatannya baru dua bulan menjelang Pilpres melek dan langsung koar-koar soal politik?

Gimanapun, gue percaya sih, tong kosong nyaring bunyinya. Justru kadang yang banyak omong, adalah mereka yang sebenernya nggak tau apa-apa. Cuma biar keliatan keren aja. Biar keliatan, 'ini loh gue anak muda peduli politik! I'm such a smartass, and you're really dumb.'

Gue sendiri, karena masih merasa sangat minim pengetahuannya tentang politik, ya berusaha diam aja. Diam dalam arti gue mencerna informasi-informasi yang ada dan berusaha bersikap kritis--nggak menelan mentah-mentah. Berusaha untuk nggak sok-sokan menyebarkan informasi yang gue sendiri sebenernya nggak paham, informasi-informasi yang nggak jelas, atau menimbulkan provokasi. I tried to be wise voter.

Dan saat ini, sebagai mahasiswa jurnalistik, gue mendapat mata kuliah komunikasi politik. Gue tambah-tambah diharuskan dan disadarkan untuk tau political issues yang saat ini lagi merebak. Belakangan, yang lagi rame jadi pemberitaan di media masih sangkut-paut dengan urusan pasca Pilpres. Prabowo menggugat MK, UU MD3, PAN dan PPP tiba-tiba datang ke Rakernas PDI-P, dan yang lagi hot saat ini adalah hasil keputusan RUU Pilkada. Tulisan-tulisan 'RIP Democracy' dan hashtag yang ngata-ngatain SBY sempat jadi trendic topic.

Pertanyaan besar itu lagi-lagi muncul di kepala gue, 'apa bener orang-orang yang rame di medsos itu tau apa yang sebenarnya berlangsung? Apa mereka tau apa arti demokrasi? Mengapa mereka merasa haknya terampas? Apa mereka tau bahwa RUU Pilkada itu udah ada sejak 2010? Mengapa disangkutpautkan dengan KMP? Kenapa... kenapa...' Banyak sekali pertanyaan yang menggantung di kepala gue dan gue sangat butuh jawabannya. I'm craving for information.

Kalau kata dosen politik gue, kehidupan kita-- gue dan lo--nggak akan pernah terpisahkan dari politik. Tanpa politik negara akan mati. Gue, lo, juga akan mati. Tapi, gue juga masih punya pertanyaan, mengapa politik selalu diasosiasikan sebagai sesuatu yang buruk? Anyone can explain?




26.8.14

To my dearest no one

I like being independent
Not so much of an investment
No one to tell me what to do
I like being by myself
Don't gotta entertain anybody else
No one to answer to

But sometimes, I just want somebody to hold
Someone to give me their jacket when it's cold
Got that young love even when we're old
Yeah sometimes, I want someone to grab my hand
Pick me up, pull me close, be my man
I will love you till the end

So if you're out there, I swear to be good to you
But I'm done looking for my future someone
Cause when the time is right you'll be here
But for now, dear no one, this is your love song

I don't really like big crowds
I tend to shut people out
I like my space
But I'd love to have a soul mate
God will give him to me someday
And I know it will be worth the wait

-Dear No One, Tori Kelly

24.8.14

Explore, dream, discover

"Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -H. Jackson Brown Jr., P.S. I Love You

11.8.14

Life after it

So, hi guys!
How you've been doing?

Udah lama banget semenjak posting terakhir gue. Dan gue ngerasa sih, posting terakhir di 2013 itu galau dan agak random untuk di-share hehe. But I think that was okay, soalnya habis posting itu gue ngerasa lega.
Mungkin buat orang-orang yang mengerti dan cukup deket sama gue, pasti ngerti makna tersirat dari postingan itu hehe.


Oya, anyway, AKHIRNYA setelah penantian setahun, pergulatan panjang, berjuang ditengah-tengah kesibukan kuliah, I finally got this:


Well, yea mungkin terlihat agak berlebihan untuk gue post disini. Tapi bener deh, gue nggak nyangka ternyata usaha gue terjawab. Alesannya, karena gue harus memecah fokus untuk belajar buat ngikutin ujian ini. Gue sambil kuliah, aktif di radio kampus juga, daaan the worst part is ujian ini waktu itu habis UAS. Otomatis fokus gue sebelum ujian ini, yaa cuma UAS, walaupun gue emang udah nyicil belajar buat ujian PTN dari sekitar bulan April-Mei.

Jadi, gue pindah dong?!
The answer is, nope.

Gue sendiri merasa lucu dengan keputusan gue ini, mengingat selama setahun setelah lulus SMA dan akhirnya kuliah di salah satu PTS, gue ngerasa galau abis karena gak lolos PTN. Tapi ketika pada akhirnya gue dapet kesempatan itu, nggak gue ambil.

Banyak yang menanyakan alesan gue sekaligus menyayangkannya. But hey! This is MY life. You guys know nothing about it.
Buat memutuskannya nggak gampang. Gue nangis dua hari nggak berhenti. Gue baru sadar dan memahami arti kalimat "life is all about choices".

Setelah menenangkan diri, berpikir jauh dan masak-masak, akhirnya gue memilih untuk tetap disini. Gue tau banget pilihan yang gue pilih akan sangat berpengaruh dalam hidup gue. Kalau gue milih tetap disini, gue tau konsekuensinya. Kalau gue memilih untuk pergi kesana, gue juga tau apa yang harus dijalani.

Tapi setelah semua ini, setelah satu tahun, setelah Tuhan akhirnya menjawab apa yang gue minta, akhirnya gue sadar, bukan ini yang gue cari.
Pada akhirnya gue bisa berpikir lebih dewasa dan terbuka, dan menjadikan ini sebagai bentuk approval/pembuktian diri aja.

Rentetan hidup gue setahun belakangan ini bener-bener seperti membuka satu fase lanjutan kehidupan gue. I learn a lot. Gue nggak bisa menceritakan secara presisi dan detail, tapi hasilnya luar biasa banget. Gue makin mengerti makna bahwa rencana dan skenario Tuhan adalah yang terindah, apalagi ketika diiringi dengan doa dan usaha keras.


28.12.13

The last post (in 2013)

Saya nggak tahu, sih siapa atau bahkan ada atau enggak yang baca postingan-postingan saya di blog ini. Tapi, yang jelas ketika udah nulis disini, perasaan saya jaaaaauuuhh lebih lega. Jadi, ya saya bakal nulis aja apa yang saya mau tulis.

Oke, mungkin lebih baik masuk intro dulu.
Saya cuma mau sharing apa aja yang saya alami, rasakan, pikirkan, atau apalah itu. Nggak penting, sih memang. Maksud saya, halo? Memangnya saya siapa? Tapi, mana saya tau kan, kalau ternyata diluar sana ada yang menganggap saya spesial, hehe :p (walaupun mungkin kenyataannya nol besar, sih).

Saya bisa bilang, ketika tahun 2013 datang, saya telah berekspetasi begitu tinggi pada hal-hal tertentu yang sedang saya kerjakan. Dan, yes, seperti banyak orang tau, expectation leads to disappointment. 

Itulah yang saya harus rasakan, dan mau nggak mau saya harus menerima kenyataan bahwa...., yah nggak semua yang kita rencanakan akan selalu terwujud. Dan kalau katanya Tuhan adalah pemilik skenario terbaik, jujur aja, saya belum bisa 'melihat dan menemukan' hikmah atau kebaikan di dalam kejadian yang mengecewakan itu. Mungkin saya masih perlu melihat lebih dalam lagi. Nggak hanya pakai mata, tapi juga pakai hati.

Kisah love-life saya: So, after being in a relationship for almost three years, we have to break up.

By the way, saya tetep nggak suka dengan sebutan "jomblo ngenes", "jones" atau apalah itu. Kenapa menjadi jomblo jadi kelihatan begitu sengsara? Memangnya kita harus menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain?

Ohya, sekarang saya sedang mengerjakan sesuatu yang bisa dibilang sebenarnya mimpi saya dari dulu. Menulis novel. Akhirnya kesampaian juga.
Ini sih, sebenarnya salah satu tugas akhir semester saya untuk mata kuliah Creative Writing. Well, yeah, saya sih berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik saya aja. Terlepas dari nantinya dapat nilai apa. Karena saya selalu mikir, di atas langit masih ada langit :) Yang penting saya sudah mengusahakan semaksimal mungkin.

In the end, saya cuma mau mengucapkan selamat tahun baru. Semoga apapun harapan kalian di tahun 2014, bisa terwujud sesuai dengan harapan. Meskipun, seperti yang tadi saya bilang, expectation leads to disappoinment. Di luar itu semua, hanya harapan lah yang membuat manusia bertahan hidup.

Analoginya sederhana sih.
Tiap malam saya nyetel alarm untuk bangun besok pagi, padahal saya juga nggak tau apakah besok pagi saya masih diberi hidup atau nggak.
That's hope.

Ketika manusia berharap, setidaknya ia tengah bermimpi dan men-set sebuah goal dalam hidupnya. Walaupun mungkin berujung pada kekecewaan, itu hal baik bukan? Daripada tidak merasakan apa-apa...., karena memang tidak pernah melakukan apa-apa.

Just random thoughts. At 2am in the morning. Don't know what's wrong with me.

Note:  Saya punya web-blog satu lagi. Kalau disini isinya curhat-curhatan saya yang nggak jelas, disana (kepinginnya saya sih) terkonsep jelas. Bisa klik di sini :)