6.1.12

Let it flows

Baru kali ini gue ngerjain tugas makalah dengan semangat perjuangan tahun '45.
Bukan, bukan karena gue sambil bawa bambu runcing. Tapi karena makalahnya tentang permainan tradisional khas Indonesia. And it takes me to the past :")

Gue ingat segalanya. Bahkan saat menulis tentang permainan 'Ular Naga' gue sambil bernyanyi lagu permainan tersebut.

"Ular naga panjangnya bukan kepalang,
menjalar-jalar selalu riang kemari,
umpan yang lezat itulah yang dicari,
ini dianya yang terbelakang!"

I remembered every little things. Setiap sore gue pasti menyempatkan main bersama anak-anak di komplek. Kadang main sepeda, main ular naga, main taplak bulan, congklak, galasin, serta main tak umpet dan merasa jadi yang paling hebat kalau bisa jadi 'pembela.'

Sekarang, setelah hampir lebih 10 tahun yang lalu, kami sudah gak bisa bermain seperti itu lagi. Sisa sore kami dihabiskan kegiatan di sekolah, les, bimbel, bahkan ada yang sudah kuliah. Dan gue merasa, gue pernah menjadi anak kecil yang cukup beruntung masih sempat merasakan permainan-permainan tradisional.

Sedih rasanya ngeliat anak-anak kecil sekarang cuma bisa duduk di depan layar televisi atau monitor main games sampe bego. 
Permainan-permainan tradisional ditenggelamkan oleh era serba modern. 
Padahal permainan tradisional jauh lebih menyehatkan, ngebantu kita bersosialisasi dengan lingkungan, mengasah jiwa sportifitas kita.

Coba kalau games.......
Kalah? Restart dong.
Biar menang terus? Cari cheat lah.
Main sendiri.
Lupa makan.
Lupa mandi.
Lupa belajar.
Duduk aja di depan layar.
Pantat sakit.
Mata sakit.
Badan jadi sakit semua.

Take a look around you, dan lo bisa nemuin hampir setiap anak hari gini bawanya gadget-gadget canggih yang harganya bikin harta bokap habis. Dan (kadang) itu cuma buat main games. Kids these days -_-

Dan bikin tugas ini jadi mengingatkan akan masa kecil gue.
Bahagia? Ya, tentu.
Rasanya gue hampir gak kekurangan apapun.
Tuhan memberikan limpahan kasih sayangNya saat gue kecil.

Tapi sekarang, sometimes I wish I'd never been born at all.
Ternyata beranjak dewasa tidak sebegitu menyenangkan yang gue bayangkan.
Yang tadinya sama sekali gak penting, menjadi begitu penting sekarang.
Yang tadinya tidak terpikirkan, harus dipikirkan.
Mencoba mewujudkan cita-cita yang dulu sewaktu kecil sering diucapkan.
Dulu terdengar mudah.

"Mau jadi apa kalau udah gede?"
"Jadi dokteeeerrr!!"
"Jadi pilot..."
"Jadi astronot."

Sekarang berjuang keras mencoba mewujudkan impian itu.
Dan ternyata begitu banyak yang harus diperjuangkan dan dikorbankan.
Banyak sekali yang harus dilalui.
Banyak ketakutan dan kegelisahan akan masa depan.
Everything seems hard.

Tapi, bukannya gak mungkin kita bisa mencapai cita-cita kita.
Seperti kutipan ini, "everything seems impossible until it's done!"


but I still say,
"I miss being young and not having a care in the world."