30.12.12

2012 Is Nearly Over

Wow, 2012 is almost end in just one day left.

Dan, ya, seperti kebanyakan orang, saya juga biasa melakukan ritual 'review' tahunan dan 'membuat resolusi' untuk tahun berikutnya.

Tahun ini enggak begitu buruk bagi saya. Malahan, it's quite awesome. Nothing to regret. Tapi, pasti ada hal-hal yang tentunya mau saya perbaiki di tahun 2013. Dan hal-hal tersebut masih banyaaaak sekali.

Berhubung sekarang saya sudah menginjak bangku kelas 3 SMA -which means I'm going to college next year, salah satu resolusi atau mungkin harapan, atau mungkin lebih tepatnya impian saya di tahun 2013 adalah lolos ujian seleksi -apapun jenis seleksi yang diikuti & bisa jadi bagian dari kampus/universitas yang saya idam-idamkan sejak dulu. UGM. Jurusan psikologi.

Well, maybe it's quite hard. Tapi, seperti banyak orang bilang, enggak ada yang susah jika kita mau berusaha. Jadi, salah satu hal yang mau saya perangi dan lawan mulai tahun ini adalah diri saya sendiri. Karena, bagi saya, lawan yang paling besar itu, ya diri kita sendiri. Salah satunya, rasa malas. Saya harus menghilangkan dan membuang jauh-jauh 'si malas' ini dari dalam diri saya.

Ya, mungkin itu salah satu resolusi saya di tahun 2013. Berusaha dan tetap enggak lupa untuk berdoa. Doa tanpa usaha sia-sia, begitu juga sebaliknya, right?

Jadi, saya harus memulai awal tahun 2013 dengan niat yang super besar dan action yang HARUS lebih besar. Dan semoga apa yang saya dapatkan sebanding dengan usaha saya :]

Oh ya, by the way, kiamat enggak kejadian di tanggal 21-12-12 kemarin seperti yang diramalkan suku Maya, so thank God for that. Itu berarti kita masih dikasih waktu untuk memperbaiki diri. Happy new year!

Ps: Keep visiting my blog :p

1.11.12

Sepenggal Cerita

Malam itu ia menjemputku.
"Makan malam," ujarnya. Akupun menyanggupi ajakannya.
Lalu aku naik ke atas jok vespanya. "Sudah pas?" tanyanya setengah menggoda.
"Ya, sudah," sahutku sambil tersenyum.
Vespa merah yang aku naiki bersamanya kemudian melaju menderu-deru dengan suara khas mesin vespa menyusuri jalanan malam kota. Lampu-lampu bercahaya kuning berpijar di kanan-kiri jalan. Suasana jalanan malam itu cukup menyenangkan. Banyak pasangan muda lain yang juga sedang jalan berdua menikmati waktu malam. Aku tidak tahan untuk tak memeluknya dari belakang kemudian sambil tersenyum-senyum mengingat-ingat kembali masa dulu dibalik punggungnya. Aku tahu apa maksud dia menculikku pergi malam ini.

Dia menghentikan vespanya di suatu tempat makan sederhana di pinggir jalan. Cukup ramai, tapi tidak padat.

Kami tidak banyak bicara malam itu. Hanya sesekali tertawa-tertawa kecil sambil menikmati santapan kami. Setelah beberapa saat, hening sejenak hadir di antara kami.

Seperti yang ku bilang, aku tahu kenapa ia membawaku kemari. Esok hari ia akan pergi dan tak tahu kapan akan kembali. Aku tahu, ini malam terakhir kami sebelum keberangkatannya. Aku ingin sekali bertanya satu hal kepadanya. Tetapi aku terlalu takut. Takut jika jawabannya tak sesuai harapanku.

Tapi aku lagi-lagi tak tahan. Maka, akhirnya aku bertanya di tengah-tengah keheningan, "apakah kamu akan kembali? Ke sini.... Kepadaku?"

Ia tak langsung menjawab. Hanya tersenyum. Hatiku makin tak keruan dibuatnya. Namun tiba-tiba terdengar jawaban, "selama kamu masih mau menungguku," katanya.

Aku menatapnya. Ia lagi-lagi tersenyum. Senyum menggoda dan setengah mengejekku. Kemudian ia berujar, "kamu masih mau menungguku?"

Aku tersenyum kemudian tertawa-tawa kecil. Ia pun juga. Kami biarkan saja pertanyaan itu menggantung di udara. Terbawa angin hingga ke laut. Karena kami tidak butuh jawabannya. Kami sudah tahu.

31.10.12

The 17th years of me

On 30th of October was officially been 17 years since I've been born. So, first, I thank God for still give me chance to live my life :)

Then, thanks to:
Ayah, bunda, dan dinda. Untuk segala pengorbanan dan pengertiannya. And thanks for the beautiful present. I love you all. Really love you.

Bea, ningrum, tamara & meinisa. For all the laughters, fun, and those crazy stuffs. Dude, you're all lighten up my world like nobody else :p LOVE YOU ALL!

Fakhri. My LDR-partner! Haha. Terimakasih untuk kesabarannya menghadapi saya :) and also thanks for everything you've done for me. XOXO.
Ps: Thanks for the gift you've sent. Love it.

And, you guys. Thanks for all the best wishes.

6.10.12

Three Stories

"Once, all villages decided to pray for a rain.
On the day of prayer, all people gathered but only one boy came with umbrella."
- That's FAITH.

"When you throw a one year old baby in the air,
he laughs because he knows his father will catch him."
- That's TRUST.

"Every night we go to bed, we have no assurance to wake up alive next morning, but still we set alarm for next morning."
- That's HOPE.

25.9.12

Get ready

"Don't ask yourself what the world needs.
Ask yourself what makes you come alive and then go do that.
Because what the world needs is people who have come alive."

4.9.12

Sebuah nama

Banyak yang bilang bahwa, name is a gift. Nama adalah sebuah doa dari mereka yang memberikannya. Dari jauh-jauh sebelum kita lahir, sebuah nama biasanya telah diputuskan oleh orangtua kita.

Masalah ngasih nama juga bukan sembarangan, para orangtua pun biasanya susah-payah mencari kata yang bermakna baik supaya kelak anaknya mencerminkan arti dari kata tersebut.

Nama saya, Tsarina Maharani. Sebuah nama yang -bagi saya- tidak susah untuk diucapkan. Dan bagi saya, nama saya tidak kebarat-baratan amat, walaupun memang diambil dari bahasa Rusia.

Namun kenyataanya, sepanjang saya duduk di bangku sekolah, TK hingga sekarang saya SMA, kesalahan dalam menyebut atau mengeja nama saya sering sekali terjadi.

Saat saya masih duduk di bangku TK, nama saya berubah menjadi 'Tasrina Maharani'. See the difference? 'Tsa' berubah menjadi 'Tas'. Saya yang waktu itu masih polos, cuma bisa iya-iya aja tanpa protes.

Di SD beda lagi ceritanya, nama saya menjadi 'Te-sarina Maharani', orang-orang menganggap 'Tsa' bukanlah satu suku kata, melainkan dua. Jadilah 'Te-sa'. Tapi, saya yang waktu itu sudah mengerti bagaimana seharusnya nama saya dieja, menganggap 'Te-sarina' lebih manusiawi daripada 'Tasrina'.

Yang parahnya, saya pernah menerima raport, dengan sebuah nama asing, yaitu 'Thesarina Maharani' yang langsung saja diprotes oleh orangtua saya.

Di jenjang-jenjang berikutnya, orang-orang yang belum familiar dengan nama saya, atau baru pertama kali kenal dengan saya pasti merasa nama saya aneh. Sering salah sebut atau eja.

Suatu hari pernah, seorang petugas administrasi menanyakan nama saya untuk diisi di sebuah form data. Saya berulang-ulang menyebutkan nama lengkap saya sejelas-jelasnya, tapi petugas tersebut terus-terusan salah menulis nama saya. Sampai akhirnya, saya mengisi data itu sendiri.

Beberapa kejadian pengubahaan penulisan nama saya yang lainnya adalah, 'T. Sarina Maharani' (I don't even know what's 'T' stands for in my own name here-_-), 'Sarina Maharani' (without 'T'), 'Tesarina Maharani', bahkan pernah menjadi 'Starina Maharani'. No, I'm not a star, ma am.

Karena seringnya hal-hal aneh yang terjadi terkait penulisan nama saya, saya jadi sering takut sendiri ketika harus melakukan pemesanan atas nama saya, atau dimana nama menjadi suatu hal yang krusial. Seperti pembuatan name tag dan semacamnya.

Saat menerima barang, yang pertama kali saya lakukan adalah mengecek nama saya, dan siap-siap protes kalau ada kesalahan tulis.

Bukannya saya idealis atau bagaimana. Menurut saya nama itu gak boleh diubah-ubah seenaknya. Itu adalah doa.  Memiliki arti tersendiri.

Nama 'Tsarina' sendiri diambil dari bahasa Rusia. Yang biasanya merupakan gelar kehormatan bagi bangsawan perempuan, yang berarti 'Ratu'.
Sedangkan 'Maharani' berarti juga 'Ratu', biasanya dipakai oleh orang India.

Saya sendiri sempat merasa aneh waktu pertama kali tahu arti nama saya. Double ratu, gitu?
Ternyata, ayah-bunda saya menginginkan saya menjadi 'ratu dari segala ratu'. Queen of the queen. Dalam hal yang baik-baik tentunya.

Nama panggilan saya pun memiliki arti yang sama, yaitu 'Rani' (penggalan dari Maharani) juga berarti 'Ratu'. And don't try to call me with 'Rina' hehe.

Saya bersyukur memiliki arti nama yang indah. Karena itulah nama yang akan saya bawa seumur hidup saya, bahkan hingga saya mati pun, nama itulah yang bakal tertulis di batu nisan saya.

Kadang, nama saya bisa menjadi motivasi tersendiri bagi saya, misalnya dalam mempelajari suatu hal supaya saya bisa menjadi 'the queen' dalam bidang tersebut :)

Intinya sih, nama adalah doa dan sebuah hadiah. 'Tsarina Maharani' adalah doa dan hadiah terindah bagi saya. What's your name?

29.8.12

Kutipan

Kamu sibuk. Aku sibuk. Di tengah-tengahnya, kita saling mendoakan sambil tetap berpeluk.

31.7.12

Only time

Once upon a time, there was an island where all the feelings lived; Happiness, Sadness, Knowledge, and all of the other, including Love. One day it was announced to the feelings that the island would sink, so all of them constructed boats and left. Except for Love.

Love was the only one who stayed. Love wanted to hold out until the last possible moment.

When the island almost sunk, Love decided to ask for a help.

Richness was passing by Love in a grand boat. Love said,
"Richness, can you take me with you?"
"No, I can't. There's a lot of gold and silver in my boat. There's no place here for you," Richness answered.

Love decided to ask Vanity who was also passing by in a beautiful vessel.
"Vanity, please help me," Love asked.
Vanity answered, "I can't help you. You're all wet and might damage my boat."

Sadness was close by, so Love asked,
"Sadness, let me go with you."
"Oh Love, I am so sad that I need to be by myself!" Sadness said.

Happiness passed by Love, too, but she was so happy that she didn't even hear when Love called her.

Suddenly, there was a voice,
"Come, Love, I will take you."
It was an elder. So blessed and overjoyed, Love even forgot to ask the elder where they were going. When they arrived at dry land, the elder went her own way.

Realizing how much was owed the elder, Love asked Knowledge,
"Who helped me?"
"It was Time," Knowledge answered.
"Time?" asked Love. "But why did Time help me?"
Knowledge smiled with deep wisdom and answered, "Because only Time is capable of understanding how valuable Love is."

This link will take you to the source of this story.

9.7.12

Guess who

Melihat wujudnya pertama kali membuat ku tak habis pikir. Aku melihatnya sebagai wujud anak lelaki bengal dan tengil yang sebenar-benarnya. Gayanya berjalan dan segala gerak-geriknya pagi itu membuatku dapat menarik sebuah kesimpulan tersebut. Aku bahkan bersumpah, tak akan pernah menyukai anak lelaki macam ini.

Berseragam SMA, dibalut jaket almamater berwarna hijau lumut. Sepatu pantofel yang dipakainya, mengetuk-ngetuk lapangan seraya ia berjalan melewati aku. Aku memerhatikan dia dari sudut mataku.

Matanya hitam bersorot tajam namun binar-binar nakal tak dapat disangkal, kulitnya kecokelatan, beralis tebal, hidung yang terlihat mancung, rambutnya terpangkas pendek rapi dengan menyisakan jambang di bagian kanan dan kiri tulang pipinya, dan tidak ketinggalan bulu-bulu halus tipis di sekitar bawah bibirnya.

Aku tidak tahu siapa namanya dan siapa dia. Dan aku juga tidak begitu peduli dengan kakak kelas tiga tersebut. Aku mengulangi sumpahku dalam hati.

Sumpahku dapat dibantahnya. Dia membobol pertahanan diriku.

Rupanya, aku tidak sanggup melawan anak lelaki bermata tajam dengan binar nakal tersebut. Aku sering melihatnya. Berkerumun bersama teman-teman lelakinya di kantin. Tergelak-gelak. Cengir-cengir jahil sering ku lihat di wajahnya. Atau kadang bersama teman-teman lainnya dalam sebuah organisasi yang ia pimpin. Di suatu kesempatan, aku tahu bahwa dia ternyata seorang pencinta alam. Anak lelaki itu mencintai alam seperti dia mencintai ibunya. Ia begitu memesona.

Dirinya begitu hidup. Penuh gejolak. Berpendirian teguh. Menantang apapun yang ada di hadapannya. Dapat terjun kemanapun selagi ia mau. Begitu ekspresif. Cintanya terhadap sesuatu hal begitu mendalam. Tidak berbasa-basi akan apapun. Begitu bersemangat hingga ia lupa akan luka dirinya.

Hingga pada suatu saat, aku sampai pada suatu kesimpulan. Matanya. Ya, sorot matanya tak pernah dapat aku bantah. Tenang bagaikan telaga namun dapat menyala-nyala seketika. Teduh. Menantang. Kadang berkedip genit dan jahil. Kadang binar nakal terlihat. Kadang, cinta juga berpendar darinya. Atau terkadang, menyala-nyala disaat ia marah. Emosi dan segala yang ada di dalam dirinya terpantul jelas dari kedua bola mata hitam jernihnya.

Aku selalu suka menatap matanya lekat-lekat. Lama. Menyelami dirinya. Ingin tahu apa yang ada didalamnya. Sambil berharap-harap, aku ada di bagian di dalam dirinya. Atau di lain waktu, aku mereka-reka, jika ada, dimana aku berada di dalam dirinya.

21.6.12

The basic problem

Pasti udah pada denger, dong berita kalau Malaysia (lagi-lagi) meng klaim salah satu budaya milik kita, yaitu tari Tor-Tor yang merupakan budaya nya orang Batak.

Gue sendiri sebenarnya enggak begitu ngerti dengan berita yang beredar di media. Ada yang bilang kalau ini cuma kesalahpahaman, dsb.

Tapi, gue sebagai orang Indonesia, biarpun terkadang sebel dengan keamburadulannya negara ini, tetep dong merasa marah. Ya, gak? Gue yakin, lo sebagai anak muda Indonesia juga kesel, lah. Karena, ini bukan pertama kalinya berita Malaysia nyolong budaya kita beredar.

Di dunia maya juga orang-orang ramai membicarakan masalah ini. Bahkan, di situs twitter aja, hashtag #TorTorPunyaIndonesia dan #MalaysiaMiskinBudaya sempat jadi Trending Topic.

Tapi, bukan masalah itu yang mau gue bahas. Percuma juga, sih gue koar-koar disini kalau gak ada action nya.

Dari sekian banyak tweets yang muncul di timeline gue mengenai konflik tersebut, ada satu tweet yang agak..... Menyedihkan. Sangat menyedihkan.

Orang tersebut menulis:
******: "Tor-tor itu apa, sih? Makanan, tarian, alat musik atau apa?"

WOW! Sangat menyita perhatian gue.

Lalu ada yang membalas:
*****: "Itu tarian, lah!"

Kalau gue jadi dia, gue pasti sangat malu. Gue akan pindah negara.

Jadi, remaja Indonesia nya aja gak tau Tor-Tor itu apa. Ya, gimana gak dicolong sama orang lain. No offense untuk yang lain, mungkin ini hanya sebagian kecil aja. Tapi, bener ya, kalau emang lo gak tau apa itu Tor-Tor, JANGAN bertanya di dunia maya.... Mending tanya nyokap, bokap atau kakak lo sana. Kalau diketawain, paling sama orang rumah doang.

Dan ditengah-tengah keanehan tersebut, saat gue lagi baca majalah remaja, lagi-lagi gue menemukan hal semacam kayak diatas tadi. Di sebuah rubrik tanya-jawab, ada sebuah pertanyaan yang sungguh menyayat hati:

"Fungsi Pancasila buat anak muda (SMA) apa, sih?"

Wow.... Tepuk tangan *prok prok prok*

Pertanyaan tersebut langsung aja dijawab dengan agak pedas dan menyindir oleh redaksi. Salah satu kalimatnya adalah, "Mau jadi apa anak bangsa kalau masih nanya fungsi Pancasila itu apa?"
Menyedihkan sekali remaja Indonesia jaman sekarang.

Yah, gue juga bukan warga negara yang bener kok. Gue juga kadang sebel, bahkan menyesali, 'kenapa gue harus lahir di negara macem gini?' Aparat negaranya aja bisa disuapin uang dan langsung nurut.

Tapi, kalau bukan kita, anak muda yang akan beresin negara ini, siapa lagi?

5.6.12

Ketika aku bertemu denganmu

Aku sendiri tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Tapi, kau adalah pengecualian. Kau muncul di sudut mata seperti sesuatu yang wajar adanya. Menghangatkan wajahku seperti cahaya matahari pagi.

Suaramu bergelenyar lembut seperti belaian angin sore. Seluruh inderaku bereaksi waspada. Kau adalah godaan yang tak bisa disangkal begitu saja.

"Siapa namamu?" Batinku bertanya-tanya.

Kau benar-benar membuat pikiranku tak keruan. Aku semakin sering melihatmu dalam hidupku. Tetapi, aku tak punya petunjuk barang secuil pun tentang dirimu. Kau misterius seperti malam tak berbulan. Hadirmu memabukkan seperti aroma rempah-rempah.


Kau - Sylvia L'Namira

27.5.12

Setelah Beribu Waktu

Ternyata beginilah, bukan? Setelah beribu waktu kita lewatkan untuk berkemas, tak kunjung kita jalani juga keberangkatan ini.
Dalam ranselmu telah siap sejumlah mimpi, tapi kau selalu berkata tunggu sebentar lagi.
Sebentar lagi?
Sementara di terminal bus-bus silih berganti, sebagaimana juga hari, kau malah bertanya bagaimana cara menunda matahari.




Karya Ags. Arya Dipayana
dari buku Kumpulan Sajak berjudul 'Sehingga Kabut'

18.4.12

Life starts here

Setelah menelurkan dua iklan sebelumnya yang begitu menyentuh, menginspirasi, dan selalu menjadikan anak-anak sebagai bagian dari yang menginspirasi tersebut, Nutrilon kembali menghadirkan iklan masih dengan konsep yang sama. Dan juga masih tetap bisa membuat gue maupun ribuan orang diluar sana merinding dan merenung ketika melihat serta kemudian terpikat dengan kalimat-kalimatnya.

So, here we go! New Nutrilon Royal ads.



Let's call on interested
The wide eyed
The hopeful
The princesses and the princes
Their believer
Let's some on the generals
The queens, the kings
And the knights start ride adventurous trail
Let's call on the ledgers
The lovers
The big ones
The small ones
The boundaries
The attendance dicoverers
The conductor
The scientist
The CEO's 
Let's call on the sky walkers
The movers
The shakers
Let's call on the curious
And bring on the hope
LIFE STARTS HERE

6.3.12

Missing You

Pernah merasakan kangen -sangat kangen- sampe gak bisa diungkapkan?
Gak bisa dituliskan dengan kata atau kalimat apapun?
Mungkin bisa, tapi gak tau harus darimana memulai kalimat yang penuh rasa kangen itu.
Hanya bisa memendam, merasakan, dan menikmati kangen itu.

Yes, I'm currently feeling that.
Kangen.
Kangen.
Kangen.

Kangen.
Well, ok, there's no better words I can write to describe how terribly I miss him.


Bye, 
Missing you.

9.2.12

Bittersweet

Masih di bulan penuh cinta. Maka, gue akan sedikit banyak bercerita tentang lovelife gue, walaupun tidak selalu penuh cinta dan kebahagiaan  ;)

Jadi, sejak bulan Agustus 2011, gue di tinggal pacar yang nerusin kuliahnya di kota Surakarta, Solo, tepatnya di UNS. Ya, orang biasa nyebut situasi gue dengan kata LDR (Long Distance Relationship).

Sejauh ini sih, I'm totally okay with that:) Malah, semakin jarang ketemu, entah kenapa gue seperti merasa makin sayang. Gue merasa tertantang buat menjalani ini.

Memang, perasaan seperti 'hampir mati karena kangen' itu ada. Sedikit kesalahpahaman, gak ada waktu untuk sekedar berbagi kabar hari itu, juga saat malam minggu dia jalan sampai larut malam sama temen-temennya... Sementara gue mengendap di kamar -ngeliatin layar HP- menunggu SMS atau telepon dari dia.

Yah, itu tantangannya. Enggak tau apa yang membuat gue bertahan sampai hari ini, bersabar menunggu dia pulang.

Sampai akhirnya, bulan Desember 2011 kemarin, dia pulang ke Jakarta dan kita sempet ngerayain tahun baruan berdua. Itu sangat tidak terlupakan!! Setelah beberapa bulan enggak ketemu, dia pulang dan kita bisa tahun baruan bareng :'D

Selama dia di Jakarta, hampir setiap weekend kita ngabisin waktu bareng. Sampai terakhir, kita jalan berdua (lagi) hari Minggu kemarin. Awalnya, niatnya mau pergi ke Ancol, terus gue mikir kejauhan, akhirnya kita ke... Ragunan. Iya, Kebun Binatang Ragunan. Dengan menaiki vespa birunya yang juga sangat gue cintai ;>

And, the day was a fairy tale!!!!! There's no better words to explain.


 Tampak Belakang

 Rani si Pawang Ular



Daaaaan, pada hari Selasa nya, dia harus kembali lagi ke Solo! Sempet sedih dan nangis sih, tapi... Dia janji bakal pulang lag.

Yang bikin tambah 'des-tak-des' adalah kenyataan bahwa dia ngejual vespa birunya. Bagi gue, vespa itu kenangan indah yang tidak akan terlupakan :" Bagi gue, vespa itu benda mati yang rasanya hidup. jalan kemanaaaapun rasanya indah banget naik vespa itu:")

Pada akhirnya, gue cuma bisa berdoa dan berharap perjuangan menunggu dia enggak sia-sia. Misalnya pun, sia-sia, saya harap bisa menjadi pelajaran yang baik.

Dan aku akan menunggu. Aku akan menunggu selama yang diperlukan. Aku tidak pernah menyerah untukmu. -Wings, Aprilynne Pike

3.2.12

A love letter

Kemarin, sewaktu ada kelas native, gue disuruh membuat surat cinta by using the title of the songs.
Dan, mungkin sekarang -bulan Februari- adalah waktu yang tepat untuk gue post disini, karena kata orang, bulan Februari adalah bulan cinta, rite?
So, this is it! ;)

Hi Baby,
Why you gave me Alamat Palsu?
I'm currently at Stasiun Balapan, Solo.
I'm standing alone here.... Talking to The Moon because you're not here, beside me.
I'm going crazy Because of You.
You know, I Just Wanna Hold Your Hand.
I miss the feeling of my heart desire in The Way You Look At Me.
This night is such as Thriller without you.
Feels like everyone around me is Zombie.
I'm being so Down.
I wish I could find the right address to your house.
I Will Always Love You :)

Yess, that's it. Maybe a little bit weird.
Thanks for your visit!!

I will always love you, readers:)

6.1.12

Let it flows

Baru kali ini gue ngerjain tugas makalah dengan semangat perjuangan tahun '45.
Bukan, bukan karena gue sambil bawa bambu runcing. Tapi karena makalahnya tentang permainan tradisional khas Indonesia. And it takes me to the past :")

Gue ingat segalanya. Bahkan saat menulis tentang permainan 'Ular Naga' gue sambil bernyanyi lagu permainan tersebut.

"Ular naga panjangnya bukan kepalang,
menjalar-jalar selalu riang kemari,
umpan yang lezat itulah yang dicari,
ini dianya yang terbelakang!"

I remembered every little things. Setiap sore gue pasti menyempatkan main bersama anak-anak di komplek. Kadang main sepeda, main ular naga, main taplak bulan, congklak, galasin, serta main tak umpet dan merasa jadi yang paling hebat kalau bisa jadi 'pembela.'

Sekarang, setelah hampir lebih 10 tahun yang lalu, kami sudah gak bisa bermain seperti itu lagi. Sisa sore kami dihabiskan kegiatan di sekolah, les, bimbel, bahkan ada yang sudah kuliah. Dan gue merasa, gue pernah menjadi anak kecil yang cukup beruntung masih sempat merasakan permainan-permainan tradisional.

Sedih rasanya ngeliat anak-anak kecil sekarang cuma bisa duduk di depan layar televisi atau monitor main games sampe bego. 
Permainan-permainan tradisional ditenggelamkan oleh era serba modern. 
Padahal permainan tradisional jauh lebih menyehatkan, ngebantu kita bersosialisasi dengan lingkungan, mengasah jiwa sportifitas kita.

Coba kalau games.......
Kalah? Restart dong.
Biar menang terus? Cari cheat lah.
Main sendiri.
Lupa makan.
Lupa mandi.
Lupa belajar.
Duduk aja di depan layar.
Pantat sakit.
Mata sakit.
Badan jadi sakit semua.

Take a look around you, dan lo bisa nemuin hampir setiap anak hari gini bawanya gadget-gadget canggih yang harganya bikin harta bokap habis. Dan (kadang) itu cuma buat main games. Kids these days -_-

Dan bikin tugas ini jadi mengingatkan akan masa kecil gue.
Bahagia? Ya, tentu.
Rasanya gue hampir gak kekurangan apapun.
Tuhan memberikan limpahan kasih sayangNya saat gue kecil.

Tapi sekarang, sometimes I wish I'd never been born at all.
Ternyata beranjak dewasa tidak sebegitu menyenangkan yang gue bayangkan.
Yang tadinya sama sekali gak penting, menjadi begitu penting sekarang.
Yang tadinya tidak terpikirkan, harus dipikirkan.
Mencoba mewujudkan cita-cita yang dulu sewaktu kecil sering diucapkan.
Dulu terdengar mudah.

"Mau jadi apa kalau udah gede?"
"Jadi dokteeeerrr!!"
"Jadi pilot..."
"Jadi astronot."

Sekarang berjuang keras mencoba mewujudkan impian itu.
Dan ternyata begitu banyak yang harus diperjuangkan dan dikorbankan.
Banyak sekali yang harus dilalui.
Banyak ketakutan dan kegelisahan akan masa depan.
Everything seems hard.

Tapi, bukannya gak mungkin kita bisa mencapai cita-cita kita.
Seperti kutipan ini, "everything seems impossible until it's done!"


but I still say,
"I miss being young and not having a care in the world."