21.12.14

Rambling

What do you want to do later in the future?

How do you see yourself 5-10 years from now?

Where will you be after this?

What life means to you?

Who are you?

It's kinda frustrating memikirkan semua pertanyaan-pertanyaan di atas. Membuat saya merasa insecure dan takut di saat yang bersamaan. Kalau mau tahu apa saja yang ngebuat saya nggak bisa tidur sampai pukul 2 pagi, lihat semua pertanyaan di atas.

I'm 19 now, and I feel like I've never done anything in my life. Bahkan saya belum mendapat jawaban untuk pertanyaan: mau jadi apa, mau ngapain, nanti mau kemana, what life means to me, and the most of all is who am I?

Who am I? Siapa saya?
Sebutkan nama, tempat tanggal lahir, usia, sekarang sedang menempuh pendidikan apa. Just it. Saya nggak pernah bisa menjelaskan lebih dari itu. I feel lost.
Jika pertanyaannya dibalik kepada kamu, bisakah kamu jelaskan kepada saya, who are you?

Breathe in, breathe out.

It's hard, sad, and kinda ironic to say this. I still don't know who will I become, what I want to do later in life, what I want to do to live this life to the fullest. I still don't get what life really mean.
Salahkah saya memilih jalan? Apakah saya salah tidak mengambil kesempatan ketika ia datang? Saya terus mengutuk-ngutuk diri sepanjang tahun. Mempertanyakan semua hal yang seharusnya bisa saja terjadi jika saya mau. Mempertanyakan apa jadinya jika waktu itu, saya mengambil kesempatan tersebut.

I'm lost.
My mind keep telling me that I belong somewhere else. It's whispering to me how life would be if I'm not here.
It hurts to stay somewhere you don't belong. It really hurts to always hear such a painful words within your heart.

I'm really lost.
It's almost 2015, and I still can't find the right path to my home.

28.9.14

Politics

It's easier for me to start writing a post on my blog rather than writing an essay for my assignment. But I guess it's a part of nature's law hehe. Everything seems more interesting when you have to study (:p).

So, here I am... duduk terpekur di depan layar laptop membaca dari satu situs berita ke situs lainnya-- mencoba memahami situasi politik Indonesia yang saat ini sedang memanas dan menjadi topik hangat di masyarakat. Yes, politics. Gue sendiri merasa sedikit aneh, ketika entah mengapa menjadi begitu tertarik dan merasa haus akan informasi mengenai situasi dan masalah politik yang terjadi saat ini. I've never put attention on political issues before.

Tadinya gue hanya anak belasan tahun yang cuma tau isu politik dengan membaca headline news koran pagi, berita detilnya nggak gue baca lengkap--yes, you can call me a quick scanner. Atau cuma sekedar duduk di depan TV, ngikutin berita-berita politik sekilas then turn the TV off. Gue nggak pernah merasa penting untuk tau hal-hal berbau politik. Nggak pernah merasa perlu untuk tau lebih dalam mengenai isu-isu politik, karena gue merasa  bukan bagian dari politik.

Sampai akhirnya datanglah masa-masa Pemilu Legislatif pada 9 April 2014, disusul Pilpres pada 9 Juli 2014. Euforianya hingga kisruh-kisruhya justru menambah semarak--yang katanya--pesta demokrasi. Gue beruntung, pada saat yang bersamaan, gue juga baru aja menyandang status sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi. Otomatis isu-isu di atas adalah bagian dari kajian ilmu gue, dan gue merasa sadar bahwa gue harus put A LOT of attention kepada hal-hal tersebut.

Terutama setelah Pileg, dan menjelang Pilpres 2014, semua orang tiba-tiba--keliatannya--jadi begitu mengerti politik. Rasanya nggak ada orang yang nggak paham soal politik. Tiba-tiba aja semua orang (sok) jadi pengamat politik, dengan komentar sana-sini. Menuangkan opininya dengan semangat menggebu-gebu di berbagai medsos, jadi pendukung fanatik salah satu kandidat, menjelek-jelekkan pendukung pihak lawan, merasa pendapatnya paling benar, sampai menyebarkan black campaign--bahkan, ironisnya kemakan black campaign juga. Pokoknya saat itu, setiap orang merasa gue adalah pendukung si A, dan si A adalah yang paling benar! Lo-lo semua salah, dan lo-lo semua nggak ngerti apa-apa.

Tapi isi debatnya gak berkualitas sama sekali. Cuma sekedar copy-paste dari apa yang dibaca di internet atau copas opini-opini orang lain. Typical Indonesian people, eh? Tiba-tiba juga banyak muncul 'seleb tweet cerdas berpolitik' yang sebenernya... ergh. Idk. Gue kadang mempertanyakan, apakah mereka bener-bener tau apa yang sesungguhnya sedang berlangsung? Kok keliatannya baru dua bulan menjelang Pilpres melek dan langsung koar-koar soal politik?

Gimanapun, gue percaya sih, tong kosong nyaring bunyinya. Justru kadang yang banyak omong, adalah mereka yang sebenernya nggak tau apa-apa. Cuma biar keliatan keren aja. Biar keliatan, 'ini loh gue anak muda peduli politik! I'm such a smartass, and you're really dumb.'

Gue sendiri, karena masih merasa sangat minim pengetahuannya tentang politik, ya berusaha diam aja. Diam dalam arti gue mencerna informasi-informasi yang ada dan berusaha bersikap kritis--nggak menelan mentah-mentah. Berusaha untuk nggak sok-sokan menyebarkan informasi yang gue sendiri sebenernya nggak paham, informasi-informasi yang nggak jelas, atau menimbulkan provokasi. I tried to be wise voter.

Dan saat ini, sebagai mahasiswa jurnalistik, gue mendapat mata kuliah komunikasi politik. Gue tambah-tambah diharuskan dan disadarkan untuk tau political issues yang saat ini lagi merebak. Belakangan, yang lagi rame jadi pemberitaan di media masih sangkut-paut dengan urusan pasca Pilpres. Prabowo menggugat MK, UU MD3, PAN dan PPP tiba-tiba datang ke Rakernas PDI-P, dan yang lagi hot saat ini adalah hasil keputusan RUU Pilkada. Tulisan-tulisan 'RIP Democracy' dan hashtag yang ngata-ngatain SBY sempat jadi trendic topic.

Pertanyaan besar itu lagi-lagi muncul di kepala gue, 'apa bener orang-orang yang rame di medsos itu tau apa yang sebenarnya berlangsung? Apa mereka tau apa arti demokrasi? Mengapa mereka merasa haknya terampas? Apa mereka tau bahwa RUU Pilkada itu udah ada sejak 2010? Mengapa disangkutpautkan dengan KMP? Kenapa... kenapa...' Banyak sekali pertanyaan yang menggantung di kepala gue dan gue sangat butuh jawabannya. I'm craving for information.

Kalau kata dosen politik gue, kehidupan kita-- gue dan lo--nggak akan pernah terpisahkan dari politik. Tanpa politik negara akan mati. Gue, lo, juga akan mati. Tapi, gue juga masih punya pertanyaan, mengapa politik selalu diasosiasikan sebagai sesuatu yang buruk? Anyone can explain?




26.8.14

To my dearest no one

I like being independent
Not so much of an investment
No one to tell me what to do
I like being by myself
Don't gotta entertain anybody else
No one to answer to

But sometimes, I just want somebody to hold
Someone to give me their jacket when it's cold
Got that young love even when we're old
Yeah sometimes, I want someone to grab my hand
Pick me up, pull me close, be my man
I will love you till the end

So if you're out there, I swear to be good to you
But I'm done looking for my future someone
Cause when the time is right you'll be here
But for now, dear no one, this is your love song

I don't really like big crowds
I tend to shut people out
I like my space
But I'd love to have a soul mate
God will give him to me someday
And I know it will be worth the wait

-Dear No One, Tori Kelly

24.8.14

Explore, dream, discover

"Twenty years from now you will be more disappointed by the things you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." -H. Jackson Brown Jr., P.S. I Love You

11.8.14

Life after it

So, hi guys!
How you've been doing?

Udah lama banget semenjak posting terakhir gue. Dan gue ngerasa sih, posting terakhir di 2013 itu galau dan agak random untuk di-share hehe. But I think that was okay, soalnya habis posting itu gue ngerasa lega.
Mungkin buat orang-orang yang mengerti dan cukup deket sama gue, pasti ngerti makna tersirat dari postingan itu hehe.


Oya, anyway, AKHIRNYA setelah penantian setahun, pergulatan panjang, berjuang ditengah-tengah kesibukan kuliah, I finally got this:


Well, yea mungkin terlihat agak berlebihan untuk gue post disini. Tapi bener deh, gue nggak nyangka ternyata usaha gue terjawab. Alesannya, karena gue harus memecah fokus untuk belajar buat ngikutin ujian ini. Gue sambil kuliah, aktif di radio kampus juga, daaan the worst part is ujian ini waktu itu habis UAS. Otomatis fokus gue sebelum ujian ini, yaa cuma UAS, walaupun gue emang udah nyicil belajar buat ujian PTN dari sekitar bulan April-Mei.

Jadi, gue pindah dong?!
The answer is, nope.

Gue sendiri merasa lucu dengan keputusan gue ini, mengingat selama setahun setelah lulus SMA dan akhirnya kuliah di salah satu PTS, gue ngerasa galau abis karena gak lolos PTN. Tapi ketika pada akhirnya gue dapet kesempatan itu, nggak gue ambil.

Banyak yang menanyakan alesan gue sekaligus menyayangkannya. But hey! This is MY life. You guys know nothing about it.
Buat memutuskannya nggak gampang. Gue nangis dua hari nggak berhenti. Gue baru sadar dan memahami arti kalimat "life is all about choices".

Setelah menenangkan diri, berpikir jauh dan masak-masak, akhirnya gue memilih untuk tetap disini. Gue tau banget pilihan yang gue pilih akan sangat berpengaruh dalam hidup gue. Kalau gue milih tetap disini, gue tau konsekuensinya. Kalau gue memilih untuk pergi kesana, gue juga tau apa yang harus dijalani.

Tapi setelah semua ini, setelah satu tahun, setelah Tuhan akhirnya menjawab apa yang gue minta, akhirnya gue sadar, bukan ini yang gue cari.
Pada akhirnya gue bisa berpikir lebih dewasa dan terbuka, dan menjadikan ini sebagai bentuk approval/pembuktian diri aja.

Rentetan hidup gue setahun belakangan ini bener-bener seperti membuka satu fase lanjutan kehidupan gue. I learn a lot. Gue nggak bisa menceritakan secara presisi dan detail, tapi hasilnya luar biasa banget. Gue makin mengerti makna bahwa rencana dan skenario Tuhan adalah yang terindah, apalagi ketika diiringi dengan doa dan usaha keras.