21.6.12

The basic problem

Pasti udah pada denger, dong berita kalau Malaysia (lagi-lagi) meng klaim salah satu budaya milik kita, yaitu tari Tor-Tor yang merupakan budaya nya orang Batak.

Gue sendiri sebenarnya enggak begitu ngerti dengan berita yang beredar di media. Ada yang bilang kalau ini cuma kesalahpahaman, dsb.

Tapi, gue sebagai orang Indonesia, biarpun terkadang sebel dengan keamburadulannya negara ini, tetep dong merasa marah. Ya, gak? Gue yakin, lo sebagai anak muda Indonesia juga kesel, lah. Karena, ini bukan pertama kalinya berita Malaysia nyolong budaya kita beredar.

Di dunia maya juga orang-orang ramai membicarakan masalah ini. Bahkan, di situs twitter aja, hashtag #TorTorPunyaIndonesia dan #MalaysiaMiskinBudaya sempat jadi Trending Topic.

Tapi, bukan masalah itu yang mau gue bahas. Percuma juga, sih gue koar-koar disini kalau gak ada action nya.

Dari sekian banyak tweets yang muncul di timeline gue mengenai konflik tersebut, ada satu tweet yang agak..... Menyedihkan. Sangat menyedihkan.

Orang tersebut menulis:
******: "Tor-tor itu apa, sih? Makanan, tarian, alat musik atau apa?"

WOW! Sangat menyita perhatian gue.

Lalu ada yang membalas:
*****: "Itu tarian, lah!"

Kalau gue jadi dia, gue pasti sangat malu. Gue akan pindah negara.

Jadi, remaja Indonesia nya aja gak tau Tor-Tor itu apa. Ya, gimana gak dicolong sama orang lain. No offense untuk yang lain, mungkin ini hanya sebagian kecil aja. Tapi, bener ya, kalau emang lo gak tau apa itu Tor-Tor, JANGAN bertanya di dunia maya.... Mending tanya nyokap, bokap atau kakak lo sana. Kalau diketawain, paling sama orang rumah doang.

Dan ditengah-tengah keanehan tersebut, saat gue lagi baca majalah remaja, lagi-lagi gue menemukan hal semacam kayak diatas tadi. Di sebuah rubrik tanya-jawab, ada sebuah pertanyaan yang sungguh menyayat hati:

"Fungsi Pancasila buat anak muda (SMA) apa, sih?"

Wow.... Tepuk tangan *prok prok prok*

Pertanyaan tersebut langsung aja dijawab dengan agak pedas dan menyindir oleh redaksi. Salah satu kalimatnya adalah, "Mau jadi apa anak bangsa kalau masih nanya fungsi Pancasila itu apa?"
Menyedihkan sekali remaja Indonesia jaman sekarang.

Yah, gue juga bukan warga negara yang bener kok. Gue juga kadang sebel, bahkan menyesali, 'kenapa gue harus lahir di negara macem gini?' Aparat negaranya aja bisa disuapin uang dan langsung nurut.

Tapi, kalau bukan kita, anak muda yang akan beresin negara ini, siapa lagi?

5.6.12

Ketika aku bertemu denganmu

Aku sendiri tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Tapi, kau adalah pengecualian. Kau muncul di sudut mata seperti sesuatu yang wajar adanya. Menghangatkan wajahku seperti cahaya matahari pagi.

Suaramu bergelenyar lembut seperti belaian angin sore. Seluruh inderaku bereaksi waspada. Kau adalah godaan yang tak bisa disangkal begitu saja.

"Siapa namamu?" Batinku bertanya-tanya.

Kau benar-benar membuat pikiranku tak keruan. Aku semakin sering melihatmu dalam hidupku. Tetapi, aku tak punya petunjuk barang secuil pun tentang dirimu. Kau misterius seperti malam tak berbulan. Hadirmu memabukkan seperti aroma rempah-rempah.


Kau - Sylvia L'Namira